PEREKRUTAN, PENYELKSIAN, PENEMPATAN,
DAN PELATIHAN KARYAWAN
Oleh Tian Yuliani
Mahasiswa D3 Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Bandung
Abstract
In running an organization or firm must have
a competent human resources. Human resources a competent organization or
company will bring it forward for
the better. To get a competent human resources, organizations or companies must start from the selection of prospective employees. The selection of a
good employee can be started from the recruitment process, careful selection, to the placement of employees that match his talent. To make the
employee increasingly developing, should also be made of the training. With training employees can later make the organization or company is getting
better.
the better. To get a competent human resources, organizations or companies must start from the selection of prospective employees. The selection of a
good employee can be started from the recruitment process, careful selection, to the placement of employees that match his talent. To make the
employee increasingly developing, should also be made of the training. With training employees can later make the organization or company is getting
better.
Kata Kunci: Perekrutan karyawan, penyeleksian karyawan, penempatan
karyawan, pelatihan karyawan
Pendahuluan
Sumber daya manusia adalah sumber daya yang
paling penting dalam sebuah organisasi. Adanya
kebutuhan perofesionalisme
untuk mebantu organisasi dalam melaksanakan dan mencapai tujuan organisasi
memperlihatkan semakin pentingnya sumber daya manusia untuk pencapaian
keberhasilan dalam organisasi. Kemampuan mengatur dan pengendalian biaya-biaya
yang berhubungan dengan pengelolaam sebagian besar karyawan yang memiliki
kemampuan tinggi.
Pengelolaan sumber daya manusia ditempatkan
sebagai unsure penting dalam organisasi. Dari sekian banyak aspek manajemen
sumber daya manusia, perencanaan sumber daya manusia akan menghasilkan
aspek-aspek lainnya. Perencanaan sumber daya manusia merupakan serangakaian
terintegrasi yang dilakukan untuk mengestimasi fluktuasi permintaan dan
penawaran bisnis dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya manusia
oraganisasi dimasa depan.
Agar seluruh target organisasi dapat dicapai
dengan baik, diperlukan sumber daya manusia yang memenuhi syarat dan kebutuhan
organisasi. Dari seluruh kriteria tersebut diharapakan terbentuknya sumber daya
manusia yang dapat mengahasilkan sesuatu yang berguna untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajemen yang baik akan sigap dalam menanggapi dan memenuhi
keperluan karyawannya yang memiliki kemampuan untuk menjalankapn program
organisasi. Untuk memenuhi kebutuhan karyawan tersebut, diperlukan perencanaan
sumber daya manusia. Hal tersebut dibutuhkan untuk memastikan bahwa organisasi
tersebut memiliki karyawan yang baik pada saat yang tepat untuk menjalankan
rencana organisasi.
Kualitas sumber daya manusia didalam sebuah
organisasi bergantung pada kualitas paara calon karyawan atau pelamar. Usaha
untuk mendapatkan calon karyawan dimulai dari proses rekrutmen, suatu proses
untuk menemukan dan menarik pelamar-pelamar yang memiliki kemampuan untuk
bekerja pada sebuah organisasi. Proses tersebut dimulai saat organisasi membutuhkan
dan mencari calon karyawan baru dan diakhiri pada waktu sebuah lamaran kerja
diberikan pada organisasi. Hasil proses rekrutmen adalah pelamar-pelamar yang
nantinya akan diseleksi untuk mendaptkan karyawan-karyawan baru. Sedangkan
seleksi adalah proses identifikasi dan proses memilih orang-orang dari para
pelamar yang memenuhi syarat untuk menempati suatu posisi tertentu. Program
seleksi bertujuan untuk menilai pelamar yang emiliki nilai tinggi pada
macam-macam aspek yang telah diukur, yang bertujuan untuk menilai pengetahuan,
kertarmpilan, kemampuan atau karakteristik lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
Didalam organisasi juga sangat penting dengan
adanya orientasi dan pelatihan mutlak diperlukan. Kinerja karyawanmenjadi
focus, perhatian utama yang ditingkatkan melalui program
orientasi kerja bagi karyawan baru, peltihan, bahkan pengembangan.
orientasi kerja bagi karyawan baru, peltihan, bahkan pengembangan.
Rekrutmen
Veihzal Rivai,2009:1(dalam Suanto dan
Priansa, 2011) menyatakan
bahwa
rekrutmen merupakan suatu proses untuk menemukan dan menarik pelamar-pelamar yang memiliki kemampuan untuk bekerja pada sebuah organisasi. Proses tersebut dimulai saat organisasi membutuhkan dan mencari calon karyawan baru dan diakhiri pada waktu sebuah lamaran kerja diberikan pada organisasi. Hasil proses rekrutmen adalah pelamar-pelamar yang nantinya akan diseleksi untuk mendaptkan karyawan-karyawan baru. Selain itu, rekrutmen juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan sejumlah karyawan yang berkualitas untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan.
rekrutmen merupakan suatu proses untuk menemukan dan menarik pelamar-pelamar yang memiliki kemampuan untuk bekerja pada sebuah organisasi. Proses tersebut dimulai saat organisasi membutuhkan dan mencari calon karyawan baru dan diakhiri pada waktu sebuah lamaran kerja diberikan pada organisasi. Hasil proses rekrutmen adalah pelamar-pelamar yang nantinya akan diseleksi untuk mendaptkan karyawan-karyawan baru. Selain itu, rekrutmen juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan sejumlah karyawan yang berkualitas untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan.
Perekrutan merupakan kegiatan
untuk mendapatkan sejumlah tenaga kerja dari berbagai sumber
sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan, sehingga mereka mampu menjalankan misi organisasi untuk merealisasikan visi dan tujuannya (Yuniarsih dan
Suwanto, 2008:102 (dalam Suanto dan Priansa 2011)).
sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan, sehingga mereka mampu menjalankan misi organisasi untuk merealisasikan visi dan tujuannya (Yuniarsih dan
Suwanto, 2008:102 (dalam Suanto dan Priansa 2011)).
Menurut Mathis dan Jackson, 2001:273 (dalam
Suanto dan Priansa 2011),
mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualitas bagus untuk pekerjaan di dalam organisasi.
mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualitas bagus untuk pekerjaan di dalam organisasi.
Dubois, 2004:96 (dalam Suanto dan Priansa
2011) rekrutmen adalah proses menarik sebyak mungkin kualifikasi pelamar untuk
lowongan yang ada dan bukan diantisipasi. Ini merupakan pencarian bakat pengerjaan
kelompok terbaik pelamar untuk posisi yang tersedia.
Bila sebuah organisasi pada akhirnya menetapkan
untuk melakukan proses rekrutmen btesedia dua pilihan sember rekrutmen, yaitu
dari dalam
organisasi tersebut atau dari luar organisasi tersebut. Setiap sumber mempunyai kekurangan dan
kelebihan menurut Sofyandi (2013).
Proses rekrutmen juga dipengaruhi olef
beberpa faktor dari luar. Salah satu factor yang penting yaitu permintaan pa
keterampilan tertentu dalam pasar tenaga kerja. Bila permintaan terhadap
ketrampilan atau tenaga terampil tertentu lebih tinggi dari penawarannya, jadi
usaha rekrutmen manjadi sangat sulit.
Pertimbangan-pertimbangan hukum atau
peraturan di bidang
ketenaga kerjaan juga memainkan peran penting dalam proses rekrutmen menurut Sofyandi (2013). Misalnya, aturan yang melarang tidakan
dalam rekrumen, batasan usia karywan, dan sebagainya. Faktor lain yang mempengaruhi rekrutmen adalah nama baik perusahaan. Jika alon karyawan percaya dengan pengusaha memperlakukan mereka secara adil, dukungan yang mereka telah berikan lewat informasi dari mulut ke mulut sangat penting untuk perusahaan citra yang terbentuk lewat proses seperti ini akan membantu menciptkan kredibilitas perusahaan di mata calon karyawan atau pelamar. Reputasi yang
diperoleh kemudian akan berujung pada diprolehnya pelamar-pelamar dengan jumlah yang banyak dan berkemampuan baik.
ketenaga kerjaan juga memainkan peran penting dalam proses rekrutmen menurut Sofyandi (2013). Misalnya, aturan yang melarang tidakan
dalam rekrumen, batasan usia karywan, dan sebagainya. Faktor lain yang mempengaruhi rekrutmen adalah nama baik perusahaan. Jika alon karyawan percaya dengan pengusaha memperlakukan mereka secara adil, dukungan yang mereka telah berikan lewat informasi dari mulut ke mulut sangat penting untuk perusahaan citra yang terbentuk lewat proses seperti ini akan membantu menciptkan kredibilitas perusahaan di mata calon karyawan atau pelamar. Reputasi yang
diperoleh kemudian akan berujung pada diprolehnya pelamar-pelamar dengan jumlah yang banyak dan berkemampuan baik.
TujuanRekrutmen
Rekrutmen merupakan serangkaian kegiatan yang
dimulai pada saat sebuah perusahaan memerlukan karyawan dan membuka lowongan pekerjaan
hingga mendapatkan calin pekerja yang diperlukan yang sesuai dengan posisi yang
ada. Dengan itu, tujuan dari rekrutmen ialah menerima calon pelamar
sebanyak-banyaknya sama dengan kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber,
hingga ada kemungkinan akan terseleksi calon karyawan dengan kualitas yang
terbaik (Rivai, 2009:150 (dalam Suanto dan Priansa 2011)).
Landasan program rekrutmen yang baik mencakup
factor-faktor berikut: 1) program rekrutmen menarik banyak calon karyawan atau
pelamar yang memenuhi syarat, 2) program rekrutmen tidak pernah bekerjasama, 3)
terjadi atas dasar berkesinambungan, dan 4) program individu dari para karyawan
yang dibuat oleh perusahaan, karyawan bekerja diperusahaan lain, atau
orang yang tidak bekerja (Simamora, 2004:173 (dalam Suanto dan Priansa 2011)).
Hambatan Rekrutmen
Kendala yang terjadi
pada saat perkrutan dapat muncul dari organisasi, perekrut, dan lingkungan ekseternal. Menurut Sinamora, 2004:174-176 (dalam Suanto dan Priansa, 2011) Kendala yang sering dijumpai pada prose rekrutmen diantaranya:
pada saat perkrutan dapat muncul dari organisasi, perekrut, dan lingkungan ekseternal. Menurut Sinamora, 2004:174-176 (dalam Suanto dan Priansa, 2011) Kendala yang sering dijumpai pada prose rekrutmen diantaranya:
a. Karakteristik organisasional
Karakter organisasional mempengaruhi desain
implementasi sestem rekrutmen.
b. Citra Organisasi
Pelamar biasanyatidak meminati mencari
lapangan kerja pada organisasi tertentunya. Jika cira organisasi dianggap
rendah, kemungkinan untuk memikat banyak pelamar akan berkurang.
c. Kebijakan organisasional
Kebijakan rekrutmen organisasi mengarahkan
perekrut dalam membuat keputusan penariakan. Macam-macam kebijakan yang dapat
berpengaruh terhadap perekrutan ialah sebagai berikut:
1)
Kebijakan
promosi internal
2)
Kenijakan
kompensasi
3)
Kebijakan
status kepegawaian
4)
Kebijakan
pengangkatan internasional
d. Rencana strategic dan rencana sumber daya
manusia
Rencana strategic memperlihatkan arah
perusahaan dan menentukan jenis tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Rencana
sumber daya manusia menjelaskan apa pekerjaan yang mesiti ditempati dengan cara
merekrut secara eksterna, dan yang mana akan ditempati dengan perekrutan secara
internal.
e. Kebiasaan Perekrut
Kebiasaan dapat menghilangkan keputusan yang
memakan waktu yang membutuhkan jawaban yang sama. Meskipun seperti itu,
kebiasaan dapat juga meneruskan kesalahan di masa lalu atau menghindari
alternative yang lebih efektif
f. Kondisi eksternal
Kondosi pasar tenaga kerja merupakan factor
utama dalam lingkunga eksternal yang
mempengaruhi penarikan. Batasan-batasan dari pemerintah dan serikat pekerja juga mempengaruhi rekrutmen.
mempengaruhi penarikan. Batasan-batasan dari pemerintah dan serikat pekerja juga mempengaruhi rekrutmen.
g. Daya tarik pekerjaan
Setiap pekerjaan yang dianggap membosankan,
berbahaya, emnimbulkan kegelisahan, mendapat gaji rendah, atau tidak mempunyai
kemapuan promosi jarang yang mampu memikaat banyak
pelamar.
pelamar.
h. Persyaratan pekerjaan
Perusahaan menawarkan sebuah
pekerjaan dengan imbalan dan persyaratan tertentu dan memiliki ekspetasi tertentu pula mengenai
tipe-tipe orang yang sering dicari.
Tahapan Rekrutmen Tradisional
Menurut Dubois, 2004:97 (dalam Suanto dan
Priansa 2011) tahapan rekrutmen
tradisonal terdiri dari tahap-tahap berikut:
tradisonal terdiri dari tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama, memperjelas posisi untuk diisi
melalui perkrutan.
2. Tahap kedua, memerikas dan memperbaharui
uraian pekerjaan serta spesifikasi pekerjaan untuk posisi yang dibutuhkan
uraian pekerjaan serta spesifikasi pekerjaan untuk posisi yang dibutuhkan
3. Tahap ketga, mengidentifikasi sumber-sumber
pelamar yang memenuhi
syarat
syarat
4. Tahap keempat, memilih cara komunikasi yang
paling efektif untuk menarik pelamar yang memenuhi syarat
Metode Rekrutmen
Metode-metode rekrutmen
karywan antara lain:
karywan antara lain:
a. Waiting Line/Quicing Theory Method
Yaitu mencoba memnentukan jumlah karyawan
yang bekerja dengan perkerjaan yang bermacam-macam pada setiap harinya.
b. Sampling method
Pengontrolan daftar invantaris pembukuan,
kesimpulan cirri-ciri populasi karyawan dan tingkat reabilitas yang khusus.
c. Linear programming method
Menetapkan sumber-sumber yang jarang dalam
kebiasaan yang umm dalam suatu perusahaan.
d. Decision theory method
Badan eksekutif yangmenetapakan secara
langsung calon yang mana yang akan direkrut dan banyak pekerja yang dibutuhkan
e. Correlation method
Membandingkan korelasi
fungsional departemen, terisi satu apakah menyebabkan terganggunya departemen yang lain
fungsional departemen, terisi satu apakah menyebabkan terganggunya departemen yang lain
f. Game theory method
Persaingan antar pelamar kerja
g. Indeks numbermethod
Ukuran dari naik-turunnya harga, total
kegiatan perusahaan dikaitkan dengan satu periode, disajikan dalam
nomor-nomor variable.
h. Time series anlysisi method
Pengetesan pekerja mealalui suatu
simulasi proses pekerjaan rutin dalam jangka pendek atau pada waktu tes.
Memberi gambaran
kepada calon pekerja yang diterima tentang jaringan kejadian dan kegiatan kerja, penetapan sumber-sumber pertimbangan waktu dan biaya, menyusun
jaringan, dan saluran kritik dan prosedur penarikan.
kepada calon pekerja yang diterima tentang jaringan kejadian dan kegiatan kerja, penetapan sumber-sumber pertimbangan waktu dan biaya, menyusun
jaringan, dan saluran kritik dan prosedur penarikan.
k. Statistical quality control chart method
Mentukan kelas-kelas dengan
kualifikasi syarat pekerja tertentu untuk dapat memasukinya, sehingga dapat mengontrol
dan menentukan laminasi pekerja.
l.
Inventori
models method
Menentukan karyawan dihubungkan dengan
inventaris perusahaan.
m. Intergrated production models method
Mengurangi sekecil mungkin biaya pekerja,
produksi, dan inventaris
Seleksi
Menurut Mathis dan Jackson (2011),
seleksi merupakan proses pemilihan individu-individu yang memiliki kualifikasi
yang relevan untuk mengisi posisi dalam suatu organisasi.
Tanpa para tenaga kerja yang memenuhi persyaratan, sebuah organisasi berada
dalam posisi yang lebih buruk untuk berhasil.
Seleksi lebih dari sekedar pemilihan orang yang terbaik dari
yang tersedia. Menyeleksi sekumpulan pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang
sesuai, yang merupakan satu paket yang terapat pada manusia merupakan usaha untuk memperoleh "kecocokan" anatara apa yang dapat dilakuakn oleh
pelamar dan apa yang ingin dilakukan, seta yang dibutuhkan oleh organisasi. Tugas ini dibuat lebih sulit karena tidak selalu dimungkinkan untuk
mengatakan secara tepatpa yang sebenarnya bisa dilakukan, dan apa yang ingin dilakukan oleh pelamar. Kecocokan anatra pelamr dan organisasi mempengaruhi baik kesediaan perusahaan untuk membuat penawaran pekerjaan dan juga keralaan pelamar untuk menrima pekerjaan itu. Memposisikan seseorang ke posisi yang sesuai disebut penempatan.
sesuai, yang merupakan satu paket yang terapat pada manusia merupakan usaha untuk memperoleh "kecocokan" anatara apa yang dapat dilakuakn oleh
pelamar dan apa yang ingin dilakukan, seta yang dibutuhkan oleh organisasi. Tugas ini dibuat lebih sulit karena tidak selalu dimungkinkan untuk
mengatakan secara tepatpa yang sebenarnya bisa dilakukan, dan apa yang ingin dilakukan oleh pelamar. Kecocokan anatra pelamr dan organisasi mempengaruhi baik kesediaan perusahaan untuk membuat penawaran pekerjaan dan juga keralaan pelamar untuk menrima pekerjaan itu. Memposisikan seseorang ke posisi yang sesuai disebut penempatan.
Untuk menempatkan kepuasan seleksi dalam
perspektif, pertimbangan bahwa perusahaan-perusahaan rata-rata memiliki tingkat
persentase penolakan pelamar keja yang tinggi. Dalam beberapa situasi, kuarang
lebih lima dari enam pelamar kerja ditolak. Alasan-alasan yang paling sering
muncul mengapa perusahaan-perusahaan menolak para pelamar kerja diantaranya:
keahlian kerja dan motofasi, keahlian membaca dan menulis, penglaman kerja
pelamar, tes obat-obatan terlarang, keahlian verbal, dan keahlian matemeatika
(Mathis dan Jackson, 2011).
Proses Seleksi
Proses seleksi menurut Mathis dan Jackson
(2011) adalah: Seorang pelamar datang ke perusahaan, dan diterima oleh
resepsionis. perusahaan melakukan pertunjukan pendahuluan/penyaringan minat
untuk menentukan apakah seorang pelamar memenuhi syarat untuk lowongan
pekerjaan yang ada sebelum memeberikan formulir aplikasi. Selanjutnya, resepsionis
memberikan formulir aplikasi kepada si pelamar untuk dilengkapi. Formulir
aplikasi yang telah diisi tersebut berfungsi sebagai dasar untuk wawancara atau tes. Setelah wawancara atau tes, pelamar tersebut kemungkinan diberi
tahu bahwa ia tidak sesuai dengan posisi yang ditawarkan oleh perusahaan, akan tetapi, jika pelamar tersebut tampaknya memenuhi syarat, latar
belakang dan sejarah pekerjaan pada perusahaan sebelumnya akan diperiksa dan/atau sebuah tambahan wawancara yang lebih mendalam kemungkinan dilakukan
Juka resepsionsinya baik, perlamar tersebut akan menerima persyaratan kerja untuk posisi tersebut, diberikan jika ia berhasil melewati tes kesehatan
dan tes obat-obatan terlarang.Semua tes yang digunakan dalam proses seleksi harus valid, dan perusahaan harus menggunakan perdiktor yang valid untuk
mengidentifikasi para calon yang dapat memenuhi criteria penting dari pekerjaan.
aplikasi yang telah diisi tersebut berfungsi sebagai dasar untuk wawancara atau tes. Setelah wawancara atau tes, pelamar tersebut kemungkinan diberi
tahu bahwa ia tidak sesuai dengan posisi yang ditawarkan oleh perusahaan, akan tetapi, jika pelamar tersebut tampaknya memenuhi syarat, latar
belakang dan sejarah pekerjaan pada perusahaan sebelumnya akan diperiksa dan/atau sebuah tambahan wawancara yang lebih mendalam kemungkinan dilakukan
Juka resepsionsinya baik, perlamar tersebut akan menerima persyaratan kerja untuk posisi tersebut, diberikan jika ia berhasil melewati tes kesehatan
dan tes obat-obatan terlarang.Semua tes yang digunakan dalam proses seleksi harus valid, dan perusahaan harus menggunakan perdiktor yang valid untuk
mengidentifikasi para calon yang dapat memenuhi criteria penting dari pekerjaan.
Tes-tes seleksi termasuk tes kemampuan dan
bakat, pusat penilaian
dan tes-tes umum psikologi/kepribadian. Juga , tes-tes seleksi harus berhubungan langsung dengan pekerjaan yang dilamar oleh orang-orang tersebut.
dan tes-tes umum psikologi/kepribadian. Juga , tes-tes seleksi harus berhubungan langsung dengan pekerjaan yang dilamar oleh orang-orang tersebut.
Sedangkan menurut Sofyand (2013) didalam
proses seleksi dikenal dua sistem atau filososfi, yaitu sistem gugur
(successive hurdles) dan kompensantori (compensatory approach).
Pada sistem yang pertama, pelamar mengikuti urutan seleksi satu demi satu
secara berurutan, jika tidak berhasil atau lulus pada setu tahap, maka pelamar
berari tidak dapat mengikuti urutan seleksi selanjutnya. Pada Sistem komponensatori, pelamar mengikuti semua
seleksi atau semua tes yang diberikan. Lulus atau tidaknya peserta ditentukan
dengan mengevaluasi nilai atau hasil dari seluruh tahapan atau tes. Nilai yang
tinggi pada satu tahap atau tes dapat menkompensasi nilai rendah pada tahapa atau tes yang lain.
Urutan proses seleksi:
1. Lamaran kerja dan riwayat hidup
2. Wawancara pendahuluan
3. Tes psikotes
4. Tes kemampuan
5. Tes keshatan
6. Wawancara penentuan Penerimaan
Menurut Sofyandi (2013) Karakteistik tes seleksi
yang baik harus
memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Standarisasi, subuah tes yang baik harus
memiliki keragaman prosedur dan kondisi bagi semua peserta
2. Objektivitas untuk setiap jawaban yang sama
harus diberikan nilai
yang sama. Hasil nilai tes tidak boleh didasarkan atas subjektivitas terhadapa aspek-aspek tertentu dari
peserta tes.
3. Norma, setiap tes harus memiliki norma, yaitu rangkaian acuan untuk mebandingkan prestasi antar pelamar.
Tanpa norma, hasil yang didapat seorang peserta tidak dapat diputuskan: apakah
nilainya baik atau buruk, apakah lulus atau tidak, apakah nilainya lebih baik atau lebih buruk
dengan peseta lain.
4. Reabilitas, berari bahwa sebuah alat seleksi
memberikan hasil yang konsisten setiap kali seorang menempuh tes ini.
5. Validitas, berarti bahwa alat sekesi berhubungan secara baik dengan
prestasi kerja. Atau dengan kata lain, sebuah tes dapat dikatakan valid jika ia
benar-benar mengukur apa yang ingin diukur.
Jenis-jenis tes seleksi karyawan dapat diuraikan
sebagai berikut:
-
Tes
bakat kognitif (Cognitive aptitude test), tes ini mengukur kemampuan seseorang
untuk belajar dan sekaligus menjalankan suatu pekerjaan (kemampuan verbal,
numeric, kecepatan persepsi, penalaran dan kemampuan "spatial"). Selain
itu, tes ini dimaksudkan untuk
meprediksi prestasi kerja di masa yang akan datang.
meprediksi prestasi kerja di masa yang akan datang.
-
Tes
kemampua psikomotor, tes ini mengukur kekuatan koordinasi dan kecekatan
jari/tangan.
-
Tes pengetahuan
tentang pekerjaan, tes ini mengukur seorang kandidat tentang tugsa-tugas dari
jabatan yang akan dilamarnya,
-
Tes
sampel pekrjaan
-
Tes
minat kejuruan, tes ini menunjukan bidang pekerjaan yang paling diminati seseorang
dan yang paling mungkin memberikan kepuasain baginya.
-
Tes
kepribadian (personality test), tes ini dirancang untuk mengukur konsep-konsep
abstrak atau cirri-ciri seperti kematangan emosi, sosiabilitas, agresivitas kemandirian,
konformitas, tanggung jawab.
-
Tes
penggunaan obat (drugs test)
-
Tes
untuk Acquired Immune Deficiency Syndrome atau tes untuk menetahui apakah
kandidat mengidap penyakit AIDS
-
Tes
wawancara pekerjaan (job interview)Tes kelengkapan formulir lamaran kerja
(application form requirement test)
-
Tes
psikologi (psychological test)
-
Tes
kesehatan (healthy test)
-
Tes
sikap (attitude test)
Wawancara pekerjaan
Wawancara pekerjaan adalah percakapan yang empunyai tujuan tertentu yang
melibatkan pertukaran informasi antara pewawancar dan pelamar. Wawancara
pekerjaan pada dasarnya bertujuan untuk:
1. Memperoleh informasi tambahan tentang pelamar
2. Memberikan informasi kepada pelamar
3. Mepromosikan perusahaan
4. Menciptkan hubungan baik
Isi wawancara:
-
Prestasi
akademik
-
Kualitas
pribadi (penampilan fisik, kemampuan berbicara, kosakatam assetivenee dal
lain-lain)
-
Penglaman
kerja
-
Kompetensi
interpersonal komunikasi
-
Orientasi
karir
Jenis wawancara
1. Wawancara tak terstruktur, yaitu wawancara
yang dilakuakan tanpa pedoman wawancara dann tidak menggunakan struktur/kerangka
pertanyaan.
2. Wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang
dilakukan dengang menggunakan pedoman wawancara
dan struktur/kerangka pertanyaan yang jelas
Metode wawancara
1. One-on-one interview, percakapan antara satu
pewawancara dan satu pelamar
2. Group interview, percakapan atara satu pewawancara
dengan beberpa pelamar sekaligus
3. Board onterview, percakapan atara beberapa
pewawancara dan satu atau beberapa pelamar
4. Stress interview, wawancara yang secara
sengaja ingin menciptakan suasana yang "menekan" pelamar, baik
melalui pertanyaan-pertanyaan maupun rekayasa kondisi saat
wawancara berlangsung. Wawancara jenis ini umumnya digunakan untuk jabatan-jabatan yang mengadung tekanan atau potensi stress paada karyawannya
wawancara berlangsung. Wawancara jenis ini umumnya digunakan untuk jabatan-jabatan yang mengadung tekanan atau potensi stress paada karyawannya
Proses wawancara
1. Melakukan persiapan(mempelajari lamara,
deskripsi jabatan dans ebagainya)
2. Menciptakan suasana atau hubungan baik dengan
pelamar
3. Melakuakn pertukaran informasi/percakapan
4. Menutup wawancara Evaluasi (mencatat jawaban
spesifik dan kesan-kesan umum tentang pelamar.
Penempatan
Menurut Rivai, 2009:198 (dalam Suwanto dan
Priansa, 2011),penempatan merupakan mengalokasikan karyawan pada posisi atau
jabatan yang khusus terjadi pada laryawan baru. Pendapat tersebut
menegaskan bahwa penempatan pegawai tidak hanya asal menempatkan saja, tetapi
harus dicocokan dan dibandingkan kualitas yang dimiliki oleh pegawai dengan
kebutuhan dan syarat dari jabatan tertentu. Hingga the right man on the right
place dapat tercapai.
Penempatan staf terdiri dari dua cara, yaitu:
a) karyawan baru yang berasal dari luar perusahaan; b) penugasan bagi karyawan
lama yang disebut inplacement. Dalam alur ini, terdapat tiga konteks yang penting dari
penempatan, yaitu promosi, transfer, dan demosi. Setiap keputusan harus
diiringi dengan orientasi dan tindak lanjut, apapun penyebabnya seperti perampingan, merger, akuisisi, atau
perubahan internal lainnya.
Promosi menurut
Veihzal Rivai terjadi apabila seorang karyawan dipindahkan
dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih
tinggi dalam gaji, tanggung jawab, dan
atau
tingkatan. Hal ini sejalan dengan Siagian (2008:168) yang menyatakan bahwa promosi ialah seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya yang tingkatan tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki lebih tinggi, dan penghasilannya pun lebih besar pula.
tingkatan. Hal ini sejalan dengan Siagian (2008:168) yang menyatakan bahwa promosi ialah seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya yang tingkatan tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki lebih tinggi, dan penghasilannya pun lebih besar pula.
2. Transfer dan Demosi
Vithzal Rivai (1009:200) mengemukakan bahwa
transfer ialah
seorang karyawan dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang tugas lainnya tingkatannya
hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya. Sedangkan yang dimaksud
demosi adalah karyawan yang dialihkan dari satu posisi ke posisi lain yang lebih
rendah tingkatannya, baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya.
3. Job Posting
Programs
Job posting program memberikan informasi
kepada karyawan tentang lowongan
pekerjaan dan persyaratannya. Pengumuman tentang lowongan pekerjaan tersebut biasanya mengundang karyawan yang
memenuhi persyaratan untuk
ikut melamar. Biasanya diumumkan melalui bulletin atau surat kabar perusahaan,
baik itu surat kabar biasa ataupun elaktronik.
Kualifikasi dan ketentuan lainnya biasanya
diambil dari informasi analisis pekerjaan, melalui pencalonan
diri ataupun direkomendasikan supervisor.
diri ataupun direkomendasikan supervisor.
Pelatihan
Pelatihan merupakan sarana penting dalam pengembangan
sumber daya manusia yang baik. Pelatihan karyawan menurut Edwin B Flippo,
1995:76 (dalam Suanto dan Priansa, 2011) merupakan suatu usaha
peningkatanpengetahuan dan bakat untuk menerapkan aktifitas kerja
tertentu. Dengan pelatihan perusahaan memperoleh masukan yang baik menghadapai tantangan-tantangan
manajemen yang terus berkembang dengan memiliki karyawan yang dapat memenuhi penyelesian masalah-masalah yang ada.
Pelatihan membantu karyawan untuk melakukan pekerjaannya
saat ini, dan pelatihan memberikan keuntungan jenjang karier bagi karyawannya
dan menanamkan rasa tanggung jawab di masa yang akan datang (William B.
Werther, JR. Keith Davis, 1996:282 (dalam Suanto dan Priansa, 2011)). Pelatihan
menurut Wexley dan Yulk dan Priansa, 2011) merupakan suatu istilah yang
menunjukan perencanaan, pembentukan dan memfasilitasi anggota organisasi atau penggabungan
keahlian, pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan keadaan yang ada. Sementara menurut Garry Dessler
(1997:263) (dalam Suanto Priansa, 2011),
pelatihan merupakan proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang,
keterampilan dasar yang mereka butuhkan menjalankan pekerjaan mereka.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut,
pelatihan berarti suatu perubahan yang sistematis dari pengetahuan kemampuan,
dan perilaku yang terus mengalami oeningkatan yang dimiliki oleh setiap
karyawan dengan dapat mewujudkan sasaran yang ingin dicapai oleh
suatu organisasi perusahaan dalam pemenuhan satandar SDM yang diinginkan.
suatu organisasi perusahaan dalam pemenuhan satandar SDM yang diinginkan.
Tujuan
Tujuan diadakannya pelatihan yang
diselenggarakan perusahaan terhadap
karyawan dikarenakan perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja karywan sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan.
karyawan dikarenakan perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja karywan sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan.
Prinsip-prinsi pelatihan karywan
Sebelum melakukan pelatihan,
maka terlebih dahulu harus diketahui prinsip-prinsip pelatihan sehingga arah
dan sasaran pelaksanaan pelatihan
menjadi lebih berkelas dan lebih mudah
Werther dan Dacis,1996:290 (dalam Suanto dan
Priansa, 2011)
pelatihan sebagai berikut:
pelatihan sebagai berikut:
1. Participation, artinya dalam pelaksanaan
pelatihan para peseta harus ikut
aktif karena dengan partisipasi peserta maka
akanlebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan
akanlebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan
2. Repetition, artinya senantiasa dilakukan
secara berulang-ulang kerena dengan
adanya ulangan ini peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah diberikan
adanya ulangan ini peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah diberikan
3. Relevance, artinya harus saling berhubungan
sebagai
contoh para pesrta latihan terlebih dahulu diberikan penjelasi secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum meraka mempelajari hal-hal khusus dari
pekerjaan tersebut
contoh para pesrta latihan terlebih dahulu diberikan penjelasi secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum meraka mempelajari hal-hal khusus dari
pekerjaan tersebut
4. Transference, artinya
program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya
akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya
5. Feedback, artinya
setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu dibutuhkan adanya umpan balik
yaitu untuk mengukur sejauh mana
keberhasilan dari program pelitihan tesebut. Dengan adanya umpan balik ini maka peserta akan dapat memperoleh informasi tentang hasil yang dicapai
dan hal ini akan meningkatkan motivasi merka dalam bekerja serta dapat mengetahuui hasil kerja mereka
keberhasilan dari program pelitihan tesebut. Dengan adanya umpan balik ini maka peserta akan dapat memperoleh informasi tentang hasil yang dicapai
dan hal ini akan meningkatkan motivasi merka dalam bekerja serta dapat mengetahuui hasil kerja mereka
Metode pelatihan karywan
Menuru werther dan Davis
dalam Suanto dan Priansa, 2011) ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam melaksanakan program pelatihan, yaitu:
dalam Suanto dan Priansa, 2011) ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam melaksanakan program pelatihan, yaitu:
1. On the Job
Technique
Technique
-
Job
Instruction Training
-
Job
Rotation
-
Apprenticeship
-
Coaching
2. Off The Job Technique
-
Lectue
-
Video
Presentation
-
Vistibule
Training
-
Role Playing
-
Behaviour
Modelling
-
Case
Study
-
Simulation
-
Self-study
-
Programmed
Learning
-
Laboratory
Tarining
Metode pelatihan tersebut dapat dijelaskan
secara
singkat, yaitu sebagai berikut:
singkat, yaitu sebagai berikut:
-
Job
instruction training
Dalam metode ini peserta program diberikan
latihan lansung ditempat pekerjaan yang sebenarnya
dibawah instruksi seorang trainer, supervisor, atau kryawan senior yang sudah berpengalaman. Metode ini dugunakan untuk mengajar para karyawan untuk
melakukan oekerjaan mereka
dibawah instruksi seorang trainer, supervisor, atau kryawan senior yang sudah berpengalaman. Metode ini dugunakan untuk mengajar para karyawan untuk
melakukan oekerjaan mereka
-
Job
rotation
Pelatihan dilakukan dengan cara memindahkan
karywana dari suatu oekerjaan ke oerkejaan lain. Dengan metode ini
diharapkan para peseta program dapat mengetahui dan mengerti tugs masing-masing
diharapkan para peseta program dapat mengetahui dan mengerti tugs masing-masing
-
Apprenticeship
Karywan belajar dari karywan lain yang lebih
berpengalaman
berpengalaman
-
Coaching
Metode pelatihan dimana supervisor atau
manajemen memberikan bimbingan dan contoh atau modek kepada karyawan dalam
pelaksanaan
oekerjaan rutin mereka.lecturemetode ini lebih menekankan kepada pemberian teori secara isan dan diorganisasikan secara formal. Kelemahan program ini
adalah karyawan kurang berpartispasi kerna komikasi yang terjado hanya satu arah saja.
oekerjaan rutin mereka.lecturemetode ini lebih menekankan kepada pemberian teori secara isan dan diorganisasikan secara formal. Kelemahan program ini
adalah karyawan kurang berpartispasi kerna komikasi yang terjado hanya satu arah saja.
-
Video
presentation
Metode ini menggunakan media televise, film
slide dan sebagainya
slide dan sebagainya
-
Vestibule
training
Pelatihan dilakukan di sautu tempat yang
khusus tepisah dari tempat yang sebenarnya dengan menggunakan
peralatan yang sama dengan sebenarnya sehingga tidak mengganggu jalannya oprasional perusahaan
peralatan yang sama dengan sebenarnya sehingga tidak mengganggu jalannya oprasional perusahaan
-
Role
playing
Para pesrta program diharuskan memainkan
atau menghayati peran. Identifikasi yang berbeda agar peserta dapat mengetahui oerbedaan-perbedaan individu
atau menghayati peran. Identifikasi yang berbeda agar peserta dapat mengetahui oerbedaan-perbedaan individu
-
Behaviour
Modelling
Di sini suatu perilaku
dipelajari atau dimodifikasi melalui observasi terhadap orang lain. Maksudnya program belaja tidak melalui pengalaman orang lain
dipelajari atau dimodifikasi melalui observasi terhadap orang lain. Maksudnya program belaja tidak melalui pengalaman orang lain
-
Case
Study
Dalam metode ini dipelajari kondisi nyata
perusahaan selam jangka waktu tetentu dan bagaimana bertindak dalam kondisi
demikian. Para pesrta diminta untuk
mengidentifikasi maslah, mnganalisis situasi dan merumuskan penyelesaian-penyelesaian alternative. Dengan metode ini karywan dapat mengembangkan
keterampilan di dalam pengambilan keputusan
mengidentifikasi maslah, mnganalisis situasi dan merumuskan penyelesaian-penyelesaian alternative. Dengan metode ini karywan dapat mengembangkan
keterampilan di dalam pengambilan keputusan
-
Simulation
Metode ini berusaha menciptaka suatu tempat
yang serupa dengan keadaan kondisi tempat kerja yang
sesungguhnya. Ada 2 bentuk simulasi yaitu mechanical simulation dan computer simulation. Metode ini diberikan dengan maksud agar para peserta lebih mengenal dan membiasakan diri dengantemoat, siruasi, kondisi dan peralatan di mana mereka bekerja
sesungguhnya. Ada 2 bentuk simulasi yaitu mechanical simulation dan computer simulation. Metode ini diberikan dengan maksud agar para peserta lebih mengenal dan membiasakan diri dengantemoat, siruasi, kondisi dan peralatan di mana mereka bekerja
-
Self-study
Teknik ini menggunakan modul-modul tertulis,
kaset-kaset rekaman, kaset video yang dibagikankepada peserta pelatihan
-
Programmed
Learning
Metode ini menggunakan booklet-booklet yang
berisikanpertanyaan -pertanyaan beserta jawabannya dan program-program computer. Metode ini digunakan bila proses belajar hanya membutuhkan sedikit
informasi
berisikanpertanyaan -pertanyaan beserta jawabannya dan program-program computer. Metode ini digunakan bila proses belajar hanya membutuhkan sedikit
informasi
-
Laboratory
Tarining
Metode ini merupakan suatu bentuk pelatihan
kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan interpersonal skills
Salah satu bentuk pelatihan adalah sensitivity training di mana para peserta program belajar menjadi lebih peka terhadap persaan orang lain.
Salah satu bentuk pelatihan adalah sensitivity training di mana para peserta program belajar menjadi lebih peka terhadap persaan orang lain.
Dimensi-dimensi pelatihan karyawan
Dimensi program yang efektif diberikan
perusahaan kepada karywannya menurut Rae (1998:8) dapat
malalui:
malalui:
1. Isi pelatihan
2. Metode pelatihan
3. Sikap dan keteramplan instruktur
4. Lama waktu pelatihan
5. Fasilitas pelatihan
Menurut Werther dan Davis
dalam Suanto dan Priansa, 2011) metode yang paling efektif juga tergantung pada sejauh mana metode memenuhi factor-faktor berikut:
dalam Suanto dan Priansa, 2011) metode yang paling efektif juga tergantung pada sejauh mana metode memenuhi factor-faktor berikut:
-
Efektifitas
biaya
-
Isi
program yang diinginkan
-
Kelayakan
fasilitas
-
Perferensi
dan kemampuan para peserta program
-
Preferensi
dan kemampuan pelatih
-
Prinsip-prinsip
belajar
belajar
Kesimpulan
Untuk memajukan sebuah organisasi atau
perusahaan tenru harus memiliki Sumber Daya Manusia yang baik pada saat yang
tepat uantuk melakuakan rencana organisasi. Untuk mendapatkan sumber daya
manusia yang tepatm maka sebuah organisasi harus memulai dari peneriamaan
karyawan. Yang dimulai dari perkerutan, penyeleksian hingga penempatan. Dalam
proses kerjanya para karyawan juag harus diberi pelatihan-pelatihan.
Perekrutan karyawan merupakan proses
mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualitas bagus untuk pekerjaan di dalam
organisasi. Proses rekrutmen dipengaruhi juga
oleh sejumlah factor eksternal. Salah satu factor yang pentingialah permintaan dan penawaran pada keterampilan tertentu dalam pasar tenaga kerja
Bila permintaan terhadap keterampilan atau tenaga terapil tertentu lebih tinggi dari pada penawarannya, mak rencana rekrutmen manjadi sangat sulit.
oleh sejumlah factor eksternal. Salah satu factor yang pentingialah permintaan dan penawaran pada keterampilan tertentu dalam pasar tenaga kerja
Bila permintaan terhadap keterampilan atau tenaga terapil tertentu lebih tinggi dari pada penawarannya, mak rencana rekrutmen manjadi sangat sulit.
Seleksi yaitu proses dipilihnya
individu-individu yang memiliki kemapuan yang baik untu mengisi jabatan dalam
suatu organisasi. Tanpa
para tenaga kerja yang memenuhi persyaratan, sebuah organisasi berada dalam
posisi yang lebih buruk
untuk berhasil. Seleksi lebih dari sekedar
pemilihan orang yang terbaik dari yang tersedia. Menyeleksi sekumpulan pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang sesuai, yang merupakan satu paket
yang terapat pada manusia merupakan usaha untuk memperoleh "kecocokan" anatara apa yang dapat dilakuakn oleh pelamar dan apa yang ingin dilakukan
seta yang dibutuhkan oleh organisasi. Tugas ini dibuat lebih sulit karena tidak selalu dimungkinkan untuk mengatakan secara tepat apa yang
sesungguhnya dapat dilakukan, dan apa yang ingin dilakukan oleh pelamar. Kecocokan anatra pelamar dan organisasi mempengaruhi baik kesediaan
perusahaan untuk membuat penawaran kerja dan juga kesediaan pelamar untuk menerima pekerjaan tersebut. Menempatkan seseorang ke jabatan yang sesuai
disebut penempatan.
pemilihan orang yang terbaik dari yang tersedia. Menyeleksi sekumpulan pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang sesuai, yang merupakan satu paket
yang terapat pada manusia merupakan usaha untuk memperoleh "kecocokan" anatara apa yang dapat dilakuakn oleh pelamar dan apa yang ingin dilakukan
seta yang dibutuhkan oleh organisasi. Tugas ini dibuat lebih sulit karena tidak selalu dimungkinkan untuk mengatakan secara tepat apa yang
sesungguhnya dapat dilakukan, dan apa yang ingin dilakukan oleh pelamar. Kecocokan anatra pelamar dan organisasi mempengaruhi baik kesediaan
perusahaan untuk membuat penawaran kerja dan juga kesediaan pelamar untuk menerima pekerjaan tersebut. Menempatkan seseorang ke jabatan yang sesuai
disebut penempatan.
Penempatan sendiri adalah mengalokasikan para
karyawan pada jabatan tertentu hal ini khusus terjadi pada karyawan baru
Pendapat tersebut menegaskan bahwa penempatan pegawai tidak hanya sekedar menempatkan saja, melainkan harus mencocokan dan membandingkan kemampuan yang
dimiliki pegawai dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu jabatan tertentu. Sehingga the right man on the right place tercapai. Keputusan
penempatan labih banyak dibuat oleh manajer lini dan supervisor karyawan dalam divisi tertentu.
Pendapat tersebut menegaskan bahwa penempatan pegawai tidak hanya sekedar menempatkan saja, melainkan harus mencocokan dan membandingkan kemampuan yang
dimiliki pegawai dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu jabatan tertentu. Sehingga the right man on the right place tercapai. Keputusan
penempatan labih banyak dibuat oleh manajer lini dan supervisor karyawan dalam divisi tertentu.
Pelatihan merupakan sarana penting dalam pengembangan
sumbe daya manusia yang baik. Pelatihan karyawan merupakan suatu usaha peningkatanpengetahuan dan bakat seorang karyawan untuk menerapkan aktifitas
pekerjaan tertentu. Dengan pelatihan perusahaan memperoleh masukan yang baik menghadapai tantangan-tantangan manajemen yang terus berkembang dengan
memiliki karyawan yang dapat memenuhi penyelesian masalah-masalah yang ada.
sumbe daya manusia yang baik. Pelatihan karyawan merupakan suatu usaha peningkatanpengetahuan dan bakat seorang karyawan untuk menerapkan aktifitas
pekerjaan tertentu. Dengan pelatihan perusahaan memperoleh masukan yang baik menghadapai tantangan-tantangan manajemen yang terus berkembang dengan
memiliki karyawan yang dapat memenuhi penyelesian masalah-masalah yang ada.
Daftar Pustaka
Mathis, R.L. dan Jackson J. H. 2001.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Nurhuda, Erwin, dkk. 2013. Analisis
Pelaksanaan Program Rekrutmen, Seleksi, Penempatan Kerja, dan Pelatiha
Karyawan. (http://download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle%3D189935%26val%3D6468%26title%3DANALISIS%2520PELAKSANAAN%2520PROGRAM%2520REKRUTMEN, diakses 11 Juni 2015).
Sofyandi, Herman. 2013. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suwanto dan Priansa, D. J. 2011. Manajemen
SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Yullyanti, Ellyta. 2009. Analisis Proses
Rekrutmen dan Seleksi pada Kinerja Pegawai. (http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/615/600, diakses 11 Juni 2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar